Selasa, 25 Agustus 2015

Sejarah Nama Serdang Bedagai

Nama Serdang Bedagai diambil dari dua kesultanan yang pernah memerintah di wilayah tersebut yakni Kesultanan Serdang dan Padang Bedagai. Kesultanan Serdang dimulai ketika terjadi perebutan tahta kesultanan Deli setelah Tuanku Panglima Paderap (pendiri kesultanan Deli) mangkat pada tahun 1723. tuanku Gandar Wahid, anak kedua Tuanku Panglima Paderap mengambil alih tahta dengan tidak memperdulikan abangnya Tuanku Jalaludin dan adiknya Tuanku Umar. Tuanku Jalaludin tidak bisa berbuat banyak karena cacat fisik, sementara Tuanku Umar terpaksa mengungsi ke wilayah Serdang.

Melihat hal ini beberapa petinggi wilayah yakni Datuk Sunggal Serbanyaman, Raja Urung Sinembah, Raja Ulung Tanjong Morawa dan Kejuruan Lumu sebagai wakil Aceh menabalkan Tuanku Umar Johan Pahlawan Alam Shah Kejuruan Junjungan sebagai Sultan Serdang pertama pada tahun 1728. wilayah kesultanan ini berpusat di Kampung Besar tempat dimana ibunya, Tuanku Ampunan Sampali tinggal. Tuanku Umar atau Raja Osman akhirnya tewas saat pasukan kerajaan Siak ingin menaklukan kerajaan-kerajaan Melayu di pesisir Sumatera Timur di tahun 1782. makam Tuanku Umar sampai kini masih ada di tengah-tengah perkebunan Sampali. Kesultanan Serdang kemudian dilanjutkan oleh putranya Tuanku Ainan Johan Alam Shah. Sedangkan adiknya Tuanku Sabjana ditempatkan sebagai Raja Muda di kampung Kelambir pinggir Sungai Tuan. Di bawah kepemimpinan Tuanku Ainan, Kesultanan Serdang mengalami perkembangan dengan melebarkan wilayah kekuasaan hingga ke Percut dan Serdang Hulu. Kesultanan Siak memberi gelar ”Sultan” pada Tuanku Ainan di tahun 1814. istrinya adalah putri dari Raja Perbaungan, yakni Tuanku Sri Alam. Anak-anak Tuanku Ainan membuka dan memimpin perkampungan-perkampungan baru.

Sejarah Masjid Jami' Ismailiyah Bedagai




Kerajaan Bedagai yang meninggalkan jejak sejarah kebesaran dan kemashuran yaitu sebuah Masjid Jamik Ismaliyah yang berlokasi di Desa Pekan, Kecamatan Tanjung Beringin, Kabupaten Serdang Bedagai.
Bangunan masjid ini berdiri menawan dengan dinding dan tiang yang berada dalam koridor asli yang masih kokoh menyangga gedung.

Keunikan dan konstruksinya dipengaruhi oleh berbagai unsur luar yang kemudian lebur dalam warna kebangsawanan daerah.

Menurut Nazir Mesjid, Tengku Abdul Azim (65) yang biasa di sapa Pak Kunteng mengatakan, kalau warna asli ornamen melayu kerajaan dan masjid adalah warna kuning putih dan biru.

“Warna asli khas Kerajaan Bedagai adalah kuning, biru dan putih,” ujarnya sembari memperlihatkan seluruh arsitektur bangunan masjid di dalam dan diluar bersama koran ini, Kamis (13/1).
Dia menjelaskan masjid ini didirikan tahun 1882, atas perintah Tengku Ismail, yakni leluhur Tengku Ostman Raja dari Kerajaan Deli yang kini bersinggasana di Medan.

Saat itu, kerajaan yang dipimpin Tengku Ismail gelar Pangeran Sulung Laut ini masih bernama Negeri Padang Bedagai dengan wilayah kekuasaan meliputi Tanjung Beringin, Sei Rampah, Teluk Mengkudu, Dolok Masihul dan Bandar Khalifah. Tidak bisa dipungkiri, garis-garis wilayah dan nama daerah itu telah turut mengilhami pembentukan Kabupaten Serdang Bedagai saat ini.

Arsitektur Masjid Jamik Ismailiyah Tanjung Beringin secara umum diilhami gaya bangunan Turki dan Arab.
Ini dapat dilihat dari ukiran dan relief nama Allah dan Muhammad pada tiang penyangga teras masjid. Ukiran-ukiran itu sebanyak 24 buah dan kondisinya masih sangat baik. Bahan-bahan bangunan, mulai dari tiang, atap, dinding dan lantai, didatangkan dari Pulau Penang (Malaysia).

Di bagian dalam masjid, terdapat empat tiang penyangga yang menampilkan kesan kokoh.

Pilar-pilar ini berdiri agak berdekatan karena ruang bagian dalam masjid memang tidak terlalu luas. Tiang-tiang tersebut sekaligus dijadikan sebagai pembatas tempat shalat antara lelaki dan perempuan.

Mimbar khutbah yang terbuat dari kayu dipenuhi ukiran yang sangat rumit. Sama seperti pernak-pernik lainnya, mimbar ini juga diboyong dari Penang. Ciri khas berikutnya adalah kedudukan delapan pintu dan enam jendela yang terasa melegakan dibanding ukuran masjid yang tidak terlalu besar. Pintu-pintu dan jendela itu dirancang dengan desain yang simpel, masih asli dan berdaun.

Sedangkan desain atap masjid menonjolkan bentuk istana dengan model lebah bergantung. Kubahnya sama dengan kubah masjid lain, namun sedikit lebih memanjang ke belakang. Ini dibuat agar masjid terlihat indah jika dipandang dari depan.

Tembok pagar tua setinggi satu meter dan lantai mesjid juga masih baik kondisinya, begitu juga tempat berwudhuk di sebelah kanan bangunan. Namun menara mesjid dengan ketinggian kurang lebih 15 meter dibangun menyusul.
Mengitari masjid ke arah belakang, tampak deretan makam dengan berbagai ukuran, di Masjid Jamik Ismailiyah sendiri, ada tiga makam yang agak menonjol dan menarik perhatian. Ketiga makam ini dipagar besi. Disanalah almarhum Tengku Ismail dan kedua adiknya, Tengku Rahmad dan Tengku Rasyid dikuburkan.

Ditulis ulang dari sumber lain oleh pematangbuluh.blogspot.com

KPUD Serdang Bedagai tetapkan 4 Paslon Bupati dan Wakil Bupati Pilkada 2015






SEI RAMPAH | KPUD Serdang Bedagai (Sergai) menggelar Rapat Pleno Penetapan Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2015, Senin (24/8/2015) di Aula KPUD Sergai Komplek Perkantoran Vertikal Nomor 101 Desa Firdaus Kecamatan Sei Rampah.

Rapat Pleno dipimpin oleh Ketua KPUD Sergai, H. Muhammad Sofian ST didampingi Komisioner, M. Rizwan MP, Badrun SE, Edi Susilo SH MM, Anda Radiansyah Ali SP beserta Kepala Sekretariat, Ingen Malem Tarigan. Turut hadir Komisioner Panwaslu Sergai, Misriani SE, Abdurahman S.Ag,  4 Tim Penghubung Paslon (LO), Mewakili Kepala Kesbangpolinmas, Edi Sofian serta Ketua PPK se-Kabupaten Sergai.

Ketua KPUD Sergai H. Muhammad Sofian ST menyampaikan penetapan empat paslon tersebut berdasarkan Keputusan KPU Kabupaten Serdang Bedagai Nomor 82 Tahun 2015 tentang Penetapan Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2015 yang tertuang pada Pengumuman KPU bernomor 272/KPU-002.434750/V/2015.

H. Muhammad Sofian menambahkan, Empat Pasangan Calon yang akan menjadi peserta pada Pilkada Sergai mendatang dua diantaranya adalah Calon Perseorangan yaitu Syahrianto, SH - dr. M. Riski Ramadhan Hasibuan (Syahdan) dan Drs, Indra Syahrin, M.Si - Safrul Hayadi, SH (Insaf) serta dua didukung Partai, Drs. H. Abdul Rahim, M.M, M.Si - H. Ali Muhammad Madhy (Rahmad) beserta Ir. H. Soekirman - Darma Wijaya (Soerya Bersaudara).

Untuk selanjutnya, H. Muhammad Sofian mengajak para Tim Penghubung (LO) masing - masing Pasangan Calon untuk menyampaikan kepada para Pasangan Calon mengikuti Rapat Pleno pencabutan nomor peserta yang akan dilakukan, Selasa (25/8/2015) di Aula Pantai Kuala Putri Kecamatan Pantai Cermin pukul 09.00 Wib.

Usai menetapkan empat Pasangan Calon peserta Peserta Pemmilihan Bupati dan Wakil Bupati Serdang Bedagai, Rapat Pleno diakhiri dengan penyerahan berkas penetapan Pasangan Calon yang diserahkan oleh Ketua KPUD Sergai kepada masing - masing Tim Penghubung.


Diambil dari dnaberitadotcom

4 Pasangan Calon Bupati dan Wakil bupati Kabupaten Serdang Bedagai yang di tetapkan KPUD Sergai


       
 Setelah Sebelumnya beberapa hari yang lalu pendaftaran Calon Bupati dan Wakil Bupati resmi ditutup oleh KPUD Kab. Serdang Bedagai, maka kemarin tepatnya senin, (24 Agustus 2015) KPUD Kab. Sergai resmi mengumumkan para pasangan Calon Bupati dan Wakil bupati yang berhak mengikuti pertarungan untuk menjadi orang nomor 1 di Kabupaten Sergai.

Sabtu, 22 Agustus 2015

Perbaikan Jalan di Tanjung Beringin : Asal Jadi atau Dikorupsi?






TANJUNG BERINGIN | DNA -  Banyaknya kondisi jalan memprihatinkan di Kecamatan Tanjung Beringin terutama diruas jalan Desa Pekan Tanjung Beringin diduga dikerjaan asal jadi.

Pantauan DNAberita.com, Jumat (14/8/2015) beberpa titik ruas jalan mengalami kondisi rusak parah, berlobang, terkelupas dan bergerigi disisi (beram) jalan seperti di Jalan Pahlawan.

Jumat, 21 Agustus 2015

Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Kab. Serdang Bedagai 2015

     

     Dalam Pilkada 2015 tahun ini yang akan di gelar secara serentak di seluruh Indonesia yaitu pada bulan Desember sudah mulai disibukkan dengan mulainya dibuka pendaftaran di tiap KPUD daerah.

Logika Orang Indonesia : Makin Miskin Makin Benar

    Pengendara motor melawan arus
Jika di Negara Orang lain atau tepatnya di Negara-negara Eropa kehidupan dijalanan bisa dikatakan tergolong tertib walau masih ada saja segelintir orang yang tidak mengikuti aturan.
Jika lampu merah biasanya pasti stop hijau jalan, dan jika ada antrian pasti semua ikut.
Tapi bagaimanakah kehidupan di negara kita???

Bagaimana Logika Orang Indonesia? Indonesia itu unik. Cara berpikir kita terlalu sinetron karena memang dipengaruhi sinetron. Ambisi ingin menjadi kaya raya, tapi ketika berbicara dan bertindak seolah miskin. 
Saya jadi ingat ketika Ahmadinejad masih memimpin sebagai pemimpin Iran, banyak sekali orang kita yang bilang: wah kalau pemimpin hebat itu ya seperti Ahmadinejad. Mengapa banyak yang bilang demikian? Karena Ahmadinejad memakai baju bolong - bolong, pernah sholat di pinggir jalan, makan-makanan sederhana.

Wah, menjadi pemimpin hebat ternyata mudah ya. Padahal kalau dipikir-pikir, Iran di bawah pemerintahan dia yang egois dan ekstrim, makin dikucilkan. Ekonomi morat marit, inflasi tinggi, industri dalam negeri Iran juga banyak yang mati. Hehe.


Yah, sebagian kita yang tadinya simpatik ke Ahmadinejad akhirnya antipati juga sih. Eh tapi bukan karena ketidakbecusan kepemimpinan dia loh. Tapi karena dia seorang Syiah. Walah… Alasan
memuja tidak substansial, alasan membenci juga tidak substansial.
Logika Orang Indonesia: Makin Miskin Makin Benar

Alur pikir “makin miskin makin benar” paling tercermin di jalan raya. 
Sesuai dengan pepatah, kalau mau lihat kematangan sebuah bangsa lihatlah pada lalu lintasnya. Sebuah kasus menarik terjadi di Selasa malam tanggal 13 Mei kemarin di jalan I Gusti Ngurah Rai, Pondok Kopi, Jakarta. Sebuah motor yang melaju kencang di jalur yang berlawanan arah bertabrakan dengan mobil Yaris yang sudah sesuai dengan jalurnya.

Si pengendara motor, Muhammad, seketika meninggal dunia. Namun ironisnya, hidup matinya Muhammad ternyata tetap membawa kesialan bagi orang lain. Adalah Austin sang pengendara mobil Yaris yang akhirnya menjadi bulan-bulanan dihakimi di tengah jalan oleh para pemotor lainnya. Ada yang menjadi saksi mengatakan sambil memukuli beberapa pemotor menyebutkan “orang kaya tanggung jawab loe” dan “jangan mentang-mentang punya mobil”

·         - Apakah punya mobil berarti kaya?
·         - Apakah punya mobil mentang-mentang?
·       -   Apakah salah yang punya mobil kalau yang lain hanya mampu beli motor?
·        
      Dan SALAHKAH Austin?
Salahkah Austin? Tentu tidak karena berjalan di jalur yang benar dan hanya berkecapatan normal sekitar 60 km/jam. Salah Austin hanya satu: ia bermobil dan dengan demikian ia dianggap termasuk kalangan kaya yang seharusnya dipersalahkan dalam kondisi apa pun dan dengan logika mana pun.


Sebagian pengendara motor yang ikut menghakimi bisa jadi memiliki logika yang sama, logika sinetron.

Orang kaya = jahat, yang lebih miskin = kebenaran. Sedih sekali nasib bangsa ini. Sedihnya karena
logika kita justru terlalu materialistis hingga kebenaran pun dipautkan dengan persepsi “apa yang
dipunya”, BUKAN apa yang sebenarnya terjadi. Hanya bangsa materialistis yang mendikotomikan
kaya dan miskin.

Sebagian dari kita memang TERLALU SOMBONG DALAM KEMISKINAN (baik mental maupun materi).

Kamis, 20 Agustus 2015

Waspada Banjir di Sei Rampah Serdang Bedagai


Masih Ingat dengan Banjir yang terjadi di Tahun 2012 tepatnya di bulan November??



Yaaa..kita semua tidak mungkin lupa akan kejadian itu.
ini beritanya:

Hujan deras yang terjadi di Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara membuat Sungai Rampah meluap. Akibatnya, empat kecamatan di kabupaten itu terendam banjir.

Kereta Api Tabrak Xenia di Sei Buluh Perbaungan, 1 Tewas 6 Luka



Pematangbuluh.blogspot.com - Kereta api menghantam mobil Daihatsu Xenia di perlintasan tanpa palang pintu di Desa Sei Buluh, Perbaungan, Serdang Bedagai, Sumut, Sabtu (22/11). Akibat peristiwa ini, satu orang tewas dan 6 lainnya luka-luka. 

Potret Pendidikan Bangsa Kita


Inilah Gambaran Pendidikan Kita




Sungguh sangat miris sekali kondisi pendidikan di negara kita ini.
Anak-anak penerus kita atau generasi muda kita harus mengalami namanya pahitnya dunia pendidikan kita.

Ditengah gencarnya pembangunan di Ibukota, gedung-gedung pencakar langit terus dibangun, Mal-mal terus bertambah, tapi di tempat ini? Lihatlah..bahkan untuk sepatu saja mereka tidak punya.

Kemana dana pendidikan yang triliunan rupiah itu pergi?? Dana BOS dipakai buat apakah?? Kenapa hal ini bisa terjadi?

Semoga saja bapak presiden terketuk hatinya untuk melihat ini dan mengambil suatu tindakan atau kebijakan yang tepat sehingga hal ini tidak terjadi lagi.