Bedagai (Berita): Desa Tebing Tinggi,
Kecamatan Tanjungberingin, Serdang Bedagai, akan menjadi salah satu desa
terkaya di Kab Serdang Bedagai, hal ini disebabkan daerah itu di dalam perut
bumi memiliki lubuk minyak yang cukup luas
Menurut sejarah dan legenda yang berhasil di himpun
dari orang-orang tua dulu, sejak jaman penjajahan Jepang, seperti yang
diungkapkan Atok Khalik, lahir pada masa tahun 1931 yang kini bermukim di Desa
Pematang Cermai, mengatakan tentang keberadaan Lubuk Pulay di Desa Tebing
Tinggi, adalah sumber bahan minyak yang cukup banyak, karena daerah itu sejak
jaman penjajahan di incer dan dipertahankan bangsa penjajah massa itu
penjajahan Jepang.
Atok Khalik,
terus menceritakan pada malam itu, Selasa (19/01) di rumah beliau terus
menceritakan sejarah dari massa Kerajaan Raja Lama, (Ismail Basrah) hingga
massa penjajahan Jepang, karena massa itu Atok Khalik sudah mengerti dan
menginjak dewasa dan banyak berkenalan dengan warga setempat seperti kalau
orang dulu mengenal Mandor Dollah, Mandor Dollah adalah pekerja salah satu
perusahaan yang di sebut orang sebagai, sehingga disebutlah namanya sebagai
Mandor Dollah, kata Khalik.
Nah tentang
adanya temuan minyak didalam perut bumi di Lubuk Pulay, Kahlik mengatakan, ini
cerita dari Mandor Dollah dan dari orang-orang tua, bahkan dari orang Jepang
sendiri, bahwa massa penjajahan Jepang , Jepang sudah mengadakan eksploratasi
atau pengambilan minyak, bukan dengan cara pengeboran tetapi dengan cara
meledakannya dengan bom atau peluru roket yang di bariskan sejajar sepanjang
jalur yang di deteksi sebagai jalur minyak.
Luasnya jarak
jalur minya, kata Atok Khalik, dari Desa Pematang Cermai, sebagai titik dasar
dan terus menuju Desa Tebingtinggi yakni Lubuk pulay sebagai lubuk minyak yang
cukup luas yang berbatasaan darat dan laut dan ini juga berhubungan dekat
dengan daerah di sekitar Tanjung Balai, Batu Bara Asahan., bahkan di daerah
Bagan Siapi-api, ini bisa kita lihat pembangunan jalan tol yang akan di
tembuskan dari Bagan Siap.
Dari cara
peledakan ini Jepang berhasil mengambil minya di beberapa tempat saja di Desa
Sei Serimah, Sei Serimah yang lebih di kenal daerah Jolotong adalah jalan utama
pengangkutan minya mentah yang berhasil di kelola Jepang namun seringnya
diangkut minyak dengan kenderakaan tangki minyak, sering mobil tangki minyak
ini tidak bisa melaluinya, atau melintasi daerah Desa Sungai Sarimah atau
Jolotong yang disebut orang tua-tua dulu sebagai Bedagai Mati, siapa yang
melalui jalur itu orang yang melintasinya akan mati atau pulang sakit-sakitan
dan tidak lama sakit dan mati, kata Atok Khalik.
Kita kembali
kebelakang tentang adanya bahan minyak mentah di perut bumi Lubuk Pulay, Lubuk
Pulay sebagai pusat minyak yang pada massa itu cukup di lindungi oleh penghuni
manusia halus atau orang bunian, dari masa Jepang itu ketika mengambil minyak
mereka melakukan pemasangan bom roket sebanyak 21 bom untuk diledakan daerah
jalur minyak, sehingga sangat mudah mengambilnya, karena hasil ledakan bom akan
membuat lubang atau saluraran air, dari 21 bom yang diledakan hanya 15 bom yang
meledak yakni dari Pematang Cermai, Sei Serimah dan sebahagian Desa Tebing
Tinggi, namun di dekat Lubuk Pulay ada enam bom lagi tidak bisa meledak, karena
di kuasai orang bunian, orang bunian marah, sehingga daerah Jalotong atau
Bedagai Lama, siapa yang melintasinya akan mati.
Lanjut Atok
Khalik yang sangat dekat dengan MandorDollah, karena Mandor Dollah dulunya
sering berkomunikasi dengan mahluk halus atau orang bunian yang menhuni Lubuk
Pulay itu, terus menceritakan apa yang terjadi di daerah itu, katanya Lubuk
pulay apa bila akan diambil minyaknya nanti di atas tahun 2000 ribuan, tapi
yang tidak lama lagi pada tahun 2013 baru bisa diambil minyaknya, karena
diprediksikan atau cerita dari Mandor Dollah, jalan harus diutamakan
pembangunannya di sepanjang jalur pantai, sehingga dengan adanya jalan yang
baik angkutaninyak akan mudah dilalui.
Bagaimana bisa
tahun 2013 baru bisa diambil minyaknya, tanya penulis, itulah janji orang
bunian yang melalui Mandor Dollah, karena tahun 2000 an ini kami akan berikan
kepada mahkluk lain yang sangat memerlukan bahan mentah minyak ini, sehingga
masa lampau akan berubah menjadi daerah moderen, tapi harus membangun jalan
yang cukup baik untuk lintasan daerah ini, kata Khalik.
Atok Khalik juga
menceritakan tentang Raja Bedagai, Khalik yang masa itu sudah beranjak dewasa,
mengingat sejarah dari orang tuanya, bahkan masih sempat melihat berbagai
bangunan maupun keanehan di massa Kerajaan Negeri Bedagai di Tanjungberingin
ini, memang Kec.Tanjungberingin ini adalah daerah antaran atau mahar untuk
perkawinan Raja Bedagai dengan Raja Siti dari Asahan, saya masih melihat
kehidupan daerah itu, Rumah Raja yang dulunya berdiri megah yang sejajar dengan
Mesjid Jami yang sekarang ini.Mesjid Ismaliah Tanjungberingin.
Daerah kerajaan
yang cukup luas dan megah didepan istana Raja Bedagai ada sebongkah batu bulat
berwarna biru, kalau kena sinar matahari bola ini bersinar cerah, bagaikan
sebuah bola lampu menerangi daerah Raja Bedagai, kalaulah ini bersinar alamnya
cukup indah dan sangat nyaman bila menikmati cahaya itu, lainlah suasananya
kalau kita mendekati daerah itu dan para warga tidak sembarangan melintasi
daerah itu dan ada jalur yang harus dilewati yakni Jalan Bunga Tanjung, karena
jalan itu ditanami bunga tanjung.
Kita bisa melihat
sekarang adanya beberapa bangunan rumah Kerajaan Bedagai yang hanya tinggal
batu-batuan yang jelas bekas bangunan rumah Raja, namun kini sudah hilang
menjadi tempat rumah warga, namun masih ada bangunan rumah sejarah lainnya yang
hingga kini masih di huni para Datuk yang turun temurun masih menempatinya dan
melestarikannya, tetapi bongkahan batu yang mirip bola lampu itu, entah kemana
hilangnya atau mungkin di selamatkan oleh Raja atau di Istana di Medan.
Diambil dari : Lubuk Pulay
Tidak ada komentar:
Posting Komentar